Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Sunday, April 4, 2010

Menolak Dibubarkan, Silatnas Ahlul Bait Tetap Berjalan

Silatnas dibuka oleh Ketua Mahkamah Konstitusi Machfud MD dan dihadiri mantan Kepala BIN, A.M.Hendropriyono.

Ketua panitia Silaturahmi Nasional (silatnas) Ahlul Bait Indonesia V, Ahmad Hidayat mengatakan, tidak ada alasan pembubaran acara Silatnas yang tengah berlangsung di Asrama Haji, Pondok Gede, Jakarta 2-4 April 2010 tersebut.

Hal tersebut dinyatakannya kepada wartawan menyusul aksi massa dari sejumlah organisasi Islam yang menuntut pembubaran acara tersebut. “Kita komitmen untuk teruskan acara hingga akhir,” kata Ahmad.

Koordinator massa penolak acara Silatnas, Ustadz Farid Ahmad Okbah mengatakan, acara Silatnas tersebut ilegal karena tidak mendapatkan izin dari Markas Besar Kepolisian Indonesia. Padahal, kata Farid, acara tingkat nasional harus mendapatkan izin dari Mabes Polri.

Farid juga menilai, Ahlul Bait yang dimaksud di acara ini adalah para pengikut ajaran Syi'ah yang berpusat ke Iran. Sedangkan, kata Farid, sudah ada kesepakatan dunia Islam, bahwa Syi'ah tidak boleh berdakwan di daerah Sunni, dan begitu pula sebaliknya.

“Kalau mereka dakwah kepada orang Hindu, Budha, Kristen, tidak masalah. Tapi jangan kepada Ahlussunnah. Ini negeri Ahlussunnah,” kata pimpinan Pesantren Tinggi Al-Islam, Bekasi ini.

Pada kesempatan itu kedua pihak sempat berdialog di dalam masjid asrama haji. Dalam dialog itu dicapai kesepakatan, penyelengara Silatnas bersedia membubarkan acara jika ada instruksi dari Mabes Polri. Sedangkan massa yang kontra tetap menuntut panitia soal perizinan dari Mabes Polri. Jika sampai hari ini tidak membuktikan izin dari Polri, mereka akan membuat aksi massa yang lebih banyak lagi. Meski demikian, Farid mengatakan tidak akan ada aksi anarkis.

Secara terpisah, Hisham Sulaiman, panitia acara Silatnas lainnya mengatakan, pihaknya telah melakukan lobi ke Mabes Polri untuk melancarkan berlangsungnya acara Silatnas. “Ada orang kita di Mabes. Sebelum mereka ke Mabes, kita sudah duluan,” kata Hisham.

Acara Silatnas sendiri dibuka oleh Ketua Mahkamah Konstitusi Machfud MD, dan dihadiri oleh mantan Kepala BIN, A.M.Hendropriyono serta Menteri Kehutanan Zulkfli Hasan. Hadir pula pendiri penerbit Mizan,Haidar Bagir, sejumlah ustadz Syi'ah Ahlul Bait Indonesia, Hasan Dalil Alaydrus, Omar Othman Shihab, serta Direktur Islamic Cultural Center (pusat kebudayaan Iran), Mohsen Hakimollahi. Acara tersebut dihari 250-an orang dari berbagai yayasan dan mejelis taklim ahlul bait dari Aceh hingga Papua. Hidayatullah.com

1 comments:

elfan October 26, 2010 at 10:13 AM  

Apa yg diuraikan tulisan di atas, mengingatkan saya pada sejarah kaum Yahudi dengan kaum Nasrani, dimana kedua kelompok ini, saling klaim tentang keberadaan Nabi Ibrahim As. Kaum Yahudi mengklaim, bahwa Nabi Ibrahim As. itu adalah termasuk ke dalam golongan Yahudi, lalu yang kaum Nasraninya juga mengklaim bahwa Nabi Ibrahim itu adalah golongannya, kaum Nasrani.



Dengan adanya perseteruan kedua belah pihak tersebut, maka datanglah Al Quran, lalu Allah SWT berfirman: "Ibrahim bukan Yahudi dan bukan (pula) Nasrani,.........(QS. 3:67)



Begitu juga halnya dengan masalah keberadaan 'ahlul bait', disatu pihak ada kaum yang mengklaim bahwa merekalah yang satu-satunya berhak 'mewarisi' mahkota atau tahta keturunan 'ahlul bait'. Ee pihak kaum yang satunya juga tak mau kalah bahwa merekalah yang pihak pewaris tahta keturunan 'ahlul bait'. Dalil kedua pihak ini, sama-sama merujuk pada peran dan keberadaan dari Bunda Fatimah, anak Saidina Muhammad SAW bin Abdullah, sebagai 'ahlul bait' yang sesungguhnya dan sering dianggap oleh sebagian besar umat Muslim sebagai pewaris 'keturunan nabi atau rasul'.



Jika kita merujuk pada Al Quran, yakni S. 11:73, 28:12 dan 33:33 maka Bunda Fatimah ini tinggal 'satu-satu'-nya dari beberapa saudara kandungnya. Benar, jika beliau inilah, salah satu pewaris dari tahta ahlul bait. Sementara saudara kandungnya yang lainnya, tidak ada yang hidup dan berkeluarga yang berumur panjang.



Begitu juga, terhadap saudara kandung Saidina Muhammad SAW juga berhak sebagai 'ahlul bait', tapi sayang saudara kandungnya juga tidak ada karena beliau adalah 'anak tunggal'. Apalagi kedua orangtua Saidina Muhammad SAW, yang juga berhak sebagai 'ahlul bait', tetapi sayangnya kedua orangtuanya ini tak ada yang hidup sampai pada pengangkatan Saidina Muhammad SAW bin Abdullah sebagai nabi dan rasul Allah SWT.



Kembali ke masalah Bunda Fatimah, karena tinggal satu-satunya sebagai pewaris tahta 'ahlul bait', maka timbullah masalah baru, bagaimana pula status dari anak-anak dari Bunda Fatimah yang bersuamikan Saidina Ali bin Abi Thalib, keponakan dari Saidina Muhammad SAW, apakah anak-anaknya juga berhak sebagai 'pewaris' tahta ahlul bait?.



Dengan meruju pada ketiga ayat di atas, maka karena Bunda Fatimah adalah berstatus sebagai 'anak perempuan' dari Saidina Muhammad SAW, dan dilihat dari sistim jalur nasab dengan dalil QS. 33:4-5, maka perempuan tidak mempunyai kewenangan untuk menurunkan nasabnya. Kewenangan menurunkan nasab tetap saja pada kaum 'laki-laki', kecuali terhadap Nabi Isa As. yang bernasab pada bundanya, Maryam.



Dari uraian tersebut di atas, maka dapat kita simpulkan bahwa menurut konsep Al Quran, bahwa kita tidak mengenal sistim pewaris nasab dari pihak perempuan, artinya sistim nasab tetap dari jalur laki-laki. Otomatis Bunda Fatimah walaupun beliau adalah 'ahlul bait', tidak bisa menurunkan nasabnya pada anak-anaknya dengan Saidina Ali bin Abi Thalib. Anak-anak dari Bunda Fatimah dengan Saidina Ali, ya tetap saja bernasab pada nasab Saidina Ali saja.



Kesimpulan akhir, bahwa tidak ada pewaris tahta atau mahkota dari AHLUL BAIT, mahkota ini hanya sampai pada Bunda Fatimah anak kandung dari Saidina Muhammad SAW. Karena itu, kepada para pihak yang memperebutkan mahkota ahlul bait ini kembali menyelesaikan perselisihan fahamnya. Inilah mukjizat dari Allah SWT kepada Nabi-Nya, Muhammad SAW, sehingga tidak ada pihak hamba-Nya, manusia yang mempunyai status istimewa dihadapan Allah SWT, selain hamba pilihan-Nya, nabi, rasul dan hamba-Nya yang takwa, muttaqin.



semoga Allah SWT mengampuni saya

Post a Comment

Jaringan

  © Blogger template AutumnFall by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP