Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Wednesday, July 21, 2010

Benarkan Gempa Pengaruhi Arah Kiblat?

Jakarta - Munculnya kekhawatiran di masyarakat soal perubahan arah kiblat berkaitan dengan fenomena alam ditanggapi berbeda oleh para ahli bumi di Indonesia. Menurut Ian Sopaheluwakan, Deputi Jasa Ilmiah LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia), gempa ataupun fenomena alam lain, tidak memiliki hubungan dengan arah kiblat.

Ian menilai posisi kiblat dari Indonesia adalah barat laut, dan bisa dicocokkan dengan alat kompas. "Dari dulu memang arah kiblat berada di sisi barat laut dilihat baik dari Banda Aceh ataupun Merauke," ujar Ian saat dihubungi kemarin.

Ia menambahkan gempa tidak menyebabkan perubahan arah kiblat. Gempa tidak akan membuat pergeseran yang berarti, dan sulit untuk bisa mengukur persis letak pergeserannya.

"Tidak ada artinya perubahan beberapa derajat karena masyarakat tidak bisa mengukur secara persis arah kiblat. Kecuali kita memang di wilayah yang benar-benar dekat dengan arah kiblat. Berbeda atau geser 1-2 derajat tidak ada artinya," katanya.

Ian juga menolak bahwa terjadinya gempa besar di Amerika dapat mengubah posisi kiblat ataupun letak bumi secara keselurhan. "Tidak ada hubungan sama sekali, di manapun gempa hal ini tidak akan terlalu berubah. Kalaupun terjadi pergeseran sekian centimeter, maka ini bukan berarti terjadi perubahan secara keseluruhan posisi patokan kita terhadap kiblat."

Ian melihat bahwa permasalahan kiblat sebenarnya dapat di atasi dengan cara yang lebih mudah. "Sebenarnya tidak perlu menggunakan astronomi juga bisa kalau menurut saya. Pertama lihat di peta atau di google earth mengenai posisi tempat kita berada terhadap kiblat di Mekah berapa derajat. Sesudah itu kita pakai kompas aja, jadi kita tahu di mana kita harus menghadap. Mudah saja."

Menurut Ian, jangka waktu umur manusia masih relatif muda untuk membuat perbaruan arah kiblat. Kecuali jika hitungan jutaan tahun di mana nanti Timor atau Sulawesi sudah menjadi pegunungan ataupun Australia telah berada di dekat Jepang maka arah kiblat bisa saja berubah. "Tapi, kalau sekarang dalam hitungan umur manusia, ini bisa saja diabaikan."

Di lain pihak, Andri Slamet Subandrio dosen geologi bebatuan ITB, menyatakan bahwa kejadian bumi sangat berpengaruh pada arah bumi. "Ini tentu saja berpengaruh. Paling besar karena ada pergerakan relatif dari tanah yang kita pijak serta geomagnet sehingga berperan dalam perubahan kiblat," kata Andri.

Andri mengambil contoh perubahan posisi Indonesia seperti Sulawesi dan Irian. "Dari evolusi jutaan tahun tentu saja sudah berubah. Sulawesi misalnya dulu berada di wilayah selatan di mana dekat dengan Australia. Begitu pula dengan Irian."

Andri melihat bahwa perubahan arah kiblat lebih banyak disebabkan oleh perubahan kutub magnet. "Perubahan ini paling cepat hadir karena kutub magnet di mana inklinasi magnet saat ini telah berubah. Misalnya kompas awalnya menuju arah utara di medan X maka sekarang telah bergeser beberapa derajat. Ini disebabkan adanya dinamika di inti bumi di mana berlaku bagi seluruh kawasan di dunia," imbuhnya. (MNA-INILAH)

0 comments:

Post a Comment

Jaringan

  © Blogger template AutumnFall by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP